/300/
Jalan berdebu
Angin kemarau panjang
Keringat angkot
/301/
Anak gembala
Di atas punggung
kerbau
Pergi sekolah
/302/
Jalan pematang
Anak anak bernyanyi
Masuk sekolah
/303/
Kepit batu lai
Titi jembatan gantung
Pergi sekolah
/304/
Pergi ke surau
Suluh daun kelapa
Anak beriman
/305/
Imam Gazali
Jauh di malam hening
Hanyalah nabi
/306/
Segala fana
Jauhkan di ajalku
Hanya padamu
/307/
Bumi dan langit
Bukan tempat berpulang
Hanyalah Allah
/308/
Bias gerimis
Sebuah nama
leleh
Di buram cermin
/309/
Pagi membiru
Ombak menabuh karang
Camar menari
/310/
Jasadku lebur
Tetapi aku ada
Dalam firmanmu
/311/
Kumbang bernaung
Di kelopak angsoka
Terik mentari
/312/
Cahaya pagi
Remaja desa mandi
Air pancuran
/313/
Tak ada lain
Pintu masuk miladku
Semata engkau
/314/
Pohon meranggas
Aku mencari Lan Lan
Di serpih daun
/315/
Jalak di sangkar
Iri lihat merpati
Mencanda pagi
/316/
Milad tafakur
Tiga satu desember
Bintang bertabur
/317/
Milad doaku
Mengetuk pintu malam
Di dasar kalbu
/318/
Airmataku
Mujahadah miladku
Basah sajadah
/319/
Jalanan macet
Lengking mobil ambulance
Memecah siang
/320/
Cahaya pagi
Kemilau kuning emas
Padi di sawah
/321/
Suara gagak
Di atas pohon ranggas
Sunyi dan senyap
/322/
Laron di cahya
Jangan padamkan lampu
Kalbuku beku
/323/
Di sudut malam
Air mata sajadah
Sebut namamu
/324/
Angin kembara
Rintih pucuk cemara
Wahana senja
/325/
Santo Antonio
Jangan sesatkan natal
Di kafe kafe
/326/
Cahaya pagi
Kilau hamparan sawah
Padi menguning
/327/
Senja bertahmid
Menenun kain kafan
Bekal berajal
/328/
Jam langkah waktu
Jejak menulis kata
Lembar usia
/329/
Langit bermendung
Awal tahun melangkah
Ke mana takdir
/330/
Merenung hujan
Hari pertama tahun
Bermuraqabah
/331/
Menyingkap hujan
Adakah kau di sana
Di dalam sukma
/332/
Di akhir tahun
Pungut gema loncengnya
Kemas usia
/333/
Sinar rembulan
Wajah bergayut cahya
Meronce miehwa
/334/
Yang Tze mengalir
Jinse menyambut pagi
Aroma miehwa
/335/
Melodi guqin
Meronce mekar bunga
Di musim semi
/336/
Tak ada kicau
Hong tersesat di awan
Pagi gelisah
/337/
Di bawah bulan
Qiangdi melukis wajah
Kenangan lalu
/338/
Menatap bulan
Dara bersunting miehwa
Di taman hati
/339/
Hujan menderas
Teriakan ambulance
Hati bergetar
/340/
Banjir mengepung
Ambulance yang melesat
Sarat el maut
/341/
Selamat pagi
Burung beo berucap
Aku terpana
/342/
Aku tertegun
Sketsa wajah kenangan
Di tabir malam
/343/
Datang menggoda
Saat menatap bulan
Kerlipan bintang
/344/
Di pucuk pinus
Bulan belah semangka
Senyap merayap
/345/
Sungai kerontang
Desau dedaun bambu
Mendoa hujan
/346/
Mentari bijak
Jalan hakikat hidup
Timur dan barat
/347/
Padi yang bijak
Ilmu menguning emas
Runduk di hari
/348/
Duduk bersimpuh
Moksa di alam zahir
Menggali makna
/349/
Semilir senja
Simponi daun bambu
Pesona desa
/350/
Serumpun bambu
Melukis panorama
Senja di desa
/351/
Negri meranggas
Memutih kembang lalang
Tidak bertuan
/352/
Camar mengepak
Terumbu karang mekar
Pagi menyinar
/353/
Gagak mengakak
Angin bau cendana
Malam pun rontok
/354/
Malam menderai
Mawar tertusuk duri
Luruh kelopak
/355/
Siulan gaib
Membuka tirai malam
Jiwa membuncah
/356/
Suling gembala
Mengantar senjakala
Di punggung kerbau
/357/
Sekuntum mawar
Kehilanganan aroma
Di ranjang malam
/358/
Kepak lelawa
Hati pun jadi sepi
Kenangan luruh
/359/
Seraut wajah
Jatuh ke hening malam
Aku tenggelam
/360/
Di sungai senja
Selembar daun luruh
Aku terhanyut
/361/
Sinar rembulan
Mengisi gelas rindu
Aku pun mabuk
/362/
Surya menyepi
Pantai memanggil ombak
Di laut rindu
/363/
Laut gemuruh
Camar hilang kepaknya
Di tabir senja
/364/
Awan kelabu
di pantai arca sunyi
Lengsernya senja
/365/
Ombak di pantai
Buih merajah senja
Camar ke sarang
/366/
Kupetik mawar
Penghias ranjang malam
Pelunas rindu
/367/
Surya tenggelam
Nelayan angkat sauh
Menantang laut
/368/
Embun berderai
Anggrek bergayut angin
Senyum merekah
/369/
Kerudung putih
Bunga kemanusiaan
Mekar di surga
/370/
Senyum mentari
Merdu tangisan kecil
Dalam azanku
/371/
Musafir fakir
Doa tangan gemetar
Mengetuk fajar
/372/
Masih kuingat
Riak dan ombak Yang Tze
Di cahya bulan
/373/
Cuma berdua
Di nyala lilin merah
Altar Changyangjie
/374/
Lembayung redup
Sabda alam menghening
Surya tetirah
/375/
Di atas tebing
Debar menunggu waktu
Surya tenggelam
/376/
Kita berdua
Nikmat secangkir kopi
Bulan purnama
/377/
Merintis jalan
Ke rumah masa depan
Lengsernya senja
/378/
Surya menukik
Redup lembayung senja
Jantung berdegup
/379/
Di bukit Nganjuk
Nyanyian daun jati
Siang yang teduh
/380/
Di angin pagi
Jati Bojonegoro
Menari Tayub
/381/
Sekawan burung
Melintas tirai hujan
Menjemput pagi
/382/
Habis kau jarah
Batu bara dan hutan
Borneo ranggas
/383/
Serupa tangis
Setangkai bunga luruh
Ke lumpur malam
/384/
Di idul adha
Bulan belah semangka
Malam yang rahmat
/385/
Domba dan pisau
Saling merindu tuhan
di tanah Mina
/386/
Padang yang lekang
Kambing lepas kandangnya
Mencari rumput
/387/
Secangkir kopi
Memakna tirai hujan
Di teras pagi
/388/
Secangkir kopi
Singkap misteri mimpi
Di pagi renyai
/389/
Secangkir kopi
Memburu rindu sampai
Ke batas sunyi
/390/
Wajah berenang
Dalam segelas kopi
Gemercik pagi
/391/
Cahaya bulan
Jatuh ke gelas kopi
Manis kenangan
/392/
Rindu yang remuk
Di gelas kopi tumpah
Pagi membasah
/393/
Rinaian pagi
Cuma bayangan sunyi
Di cangkir kopi
/394/
Semakin senja
Menunggu sang kekasih
Ke batas sunyi
/395/
Tak ada bulan
Hanyalah kerlip bintang
Menyusur jalan
/396/
Mengangkat sauh
Kapal akan berlabuh
Usai bersubuh
/397/
Sekar melati
Segar di sinar fajar
Kuncup memekar
/398/
Seekor katak
Lompat ke dalam kolam
Bulan mengombak
/399/
Seekor angsa
Berenang di telaga
Bulan purnama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar