/100/
Masih menunggu
Sampai surya tenggelam
Dermaga sunyi
/101/
Awan bergumpal
Matahari menghilang
Di tirai hujan
/102/
Pantai Takisung
Senja mendesir buih
Dendang nelayan
/103/
Petang di Jambi
Seloka Batanghari
Ketek berkayuh
/104/
Ladang petani
Pirang rerambut jagung
Di surya pagi
/105/
Rindu Palembang
Ampera Sungai Musi
Cahya kemilau
/106/
Merintis senja
Arah kembali pulang
Kehakikatku
/107/
Mengucap syukur
Jantung masih berdenyut
Pajar menyingsing
/108/
Tangisan kecil
Membasuh risau mimpi
Di embun pagi
/109/
Bunga mimpiku
Tak berkelopak lagi
Pagi termenung
/110/
Kelopak mawar
Menetes embun pagi
Membasuh mimpi
/111/
Gerimis pagi
Buram kaca jendela
Menyepi kamar
/112/
Di dedaunan
Kerumun kunang kunang
Kerlip menawan
/113/
Terjun ke empang
Sekawan Berang berang
Ikan pun panik
/114/
Serupa mati
Tringgiling buka sisik
Dirubung semut
/115/
Landak terbangun
Keluar dari sarang
Dikepung asap
/116/
Kibar bendera
Sayu dalam gerimis
Setengah tiang
/117/
Jembatan Siak
Kota Sri Indrapura
Lampu melayu
/118/
Di gubuk tua
Misteri Pulau Kembang
T’riakan kera
/119/
Kota Bengkulu
Danau simpan misteri
Dendam tak sudah
/120/
Jukung berkayuh
Rindu dendang rantawan
Pasang pindua
/121/
Surya memancar
Di sungai Martapura
Pasar Terapung
/122/
Nusakambangan
Tubuh di bilik malam
Mencuci jiwa
/123/
Hujan menderu
P’lacur dipeluk tuhan
Sajadah basah
/124/
Maka bertutur
Kiyai Jalak Lawu
Misteri moksa
/125/
Kasada bromo
Semburan api kawah
Darah kesuma
/126/
Lingga Acala
Sepotong mahameru
Alam pesona
/127/
Larung Sesaji
Di perut gunung Kelud
Lahir kenduri
/128/
Mengungkap mistis
Di puncak Indrapura
Makhluk kerinci
/129/
Bersuluh damar
Mencari jantung hati
Bulan seiris
/130/
Seorang gadis
Terkurung dalam sunyi
Menatap bulan
/131/
Di sinar bulan
Putri sedang menjahit
Gaun pengantin
/132/
Kenduri rindu
Sampan di atas danau
Bertabur bintang
/133/
Di bawah bulan
Sampan mengapung rindu
Danau kemilau
/134/
Seribu bunga
Rembulan di atasnya
Taman bercinta
/135/
Domba mukjizat
Mati hidup kembali
Versus dustakan
/136/
Kerudung malam
Desau pucuk cemara
Sesurat rindu
/137/
Lembayung senja
burung pulang ke sarang
Menguntai tasbih
/138/
Di tirai hujan
Becermin masa silam
Merintis jalan
/139/
Sekepal tanah
Kulempar matahari
Langit terbakar
/140/
Berkaki tunggal
Kusembur senjakala
Pus keasalmu
/141/
Mandau sang hiyang
Kutusuk tanah
malai
Terbang ke jagat
/142/
Padang mandura
Ruh padang mandurasi
Bernyawa tunduk
/143/
Pur pur si nupur
Rupa cahaya bulan
Sir aku sir mu
/144/
Macapat cinta
Jembatan kehidupan
Keselamatan
/145/
Hanacaraka
Melenyap kefanaan
Kalbu manunggal
/146/
Datasawala
Mencuci mata hati
Fatamorgana
/147/
Padhajayanya
Menyempurnakan kiblat
Kuncinya sholat
/148/
Magabathanga
Ketulusan syahadat
Jalan selamat
/149/
Tampah di pintu
Mengibas senjakala
Menyeru pulang
/150/
Seribu urat
Putus di Lam Jalallah
Rebah ke bumi
/151/
Hujan menderu
Gigil lampu jalanan
Hilang cahaya
/152/
Secangkir rindu
Tumpah di ubin malam
Meleleh duka
/153/
Burung bernyanyi
Melukis wajah jagat
Fajar memancar
/154/
Kumandang subuh
Jiwa pun pada bangkit
Mengemas raga
/155/
Mengejar cahya
Sampai ke lubuk kalbu
Seribu bulan
/156/
Tak ada damai
Hari hari sengketa
Resah semesta
/157/
Di ranjang waktu
Rindu jatuh melayang
Ke senyap malam
/158/
Sejauh pandang
Ada fatamorgana
Perangkap dusta
/159/
Merenda langit
Rindu seraut wajah
Berpagar bintang
/160/
Lenyap di bumi
Sengketa manusia
Damai di hati
/161/
Permata embun
Mekar bunga kekasih
Pagi mewangi
/162/
Meronce makna
Di tirai hujan malam
Lantera jiwa
/163/
Siapa ? Kau kah
Tapak jejak berdetak
Malam mencengkam
/164/
Gorden bergoyang
Cecak sembunyi diri
Malam bersiul
/165/
Lolongan anjing
Di kesunyian malam
Desa tenggelam
/166/
Membuka pintu
Mekar jiwa merindu
Pelangi pagi
/167/
Lenguhan kerbau
Mengetuk pintu pagi
Turun ke sawah
/168/
Layar dikembang
Laut petang menghadang
Surut berpantang
/169/
Mencuci jiwa
Melebur alam fana
Bulan ramadhan
/170/
Kerbau tak lelah
Pagi pergi ke sawah
Membajak berkah
/171/
Di punggung kerbau
Senja mengantar pulang
Anak gembala
/172/
Di tirai hujan
Menepis bayang kelam
Kenangan silam
/173/
Selasa kliwon
Ratu Kidul bersedih
Cepuri sepi
/174/
Menapak jalan
Garis hatulistiwa
Ungkap misteri
/175/
Pagi kemilau
Doa tangan petani
Padi menguning
/176/
Seruling senja
Sawah menguning emas
Desa nan makmur
/177/
Seorang anak
Menatap langit biru
Melukis ibu
/178/
Bulan di danau
Teratai mandi cahya
Katak berdendang
/179/
Seekor burung
Bermimpi dalam sangkar
Memetik bulan
/180/
Bunga teratai
Mekar di cahya bulan
Ciuman capung
/181/
Sepasang angsa
Kolam bercahya pagi
Bermain cinta
/182/
Kembang tigarun
Merona galuh Banjar
Bustan rembulan
/183/
Angin rembulan
Serampang dua belas
Gemulai padma
/184/
Kelopak Padma
Bersyair tentang cinta
Cahya rembulan
/185/
Mengejar tuhan
Sampai ke batas hening
Rindu bercinta
/186/
Tubuh menguning
Saat mandi di sungai
Seribu wisa
/187/
Di ujung senja
Berkaca pada laut
Membaca diri
/188/
Camar di karang
Merafal ucap salam
Senja yang lengser
/189/
Siang berduka
Menatap matahari
Kian terbenam
/190/
Di kaki langit
Matahari terbaring
S’limut lembayung
/191/
Membersih pikir
Melurus jalan akal
Sholat tahajud
/192/
Lembaran kertas
Tubuh dalam lipatan
Bunga rembulan
/193/
Berapa helai
Bunga kertas kurangkai
Bulan terkulai
/194/
Membayang esok
Bunga kertas kan layu
Dalam jiwaku
/195/
Tak kan berani
Menafsir bunga kertas
Setiap mimpi
/196/
Bunga kertasku
Tak berkelopak lagi
Pagi termangu
/197/
Aku jambangan
Tempat bunga kertasku
Rintihan malam
/198/
Mencari makna
Jauh ke dasar malam
Tafsiran cinta
/199/
Dunia sempit
Menyimpan keburukan
Waktu ke waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar